teks

Selamat Datang di Mitrakerjasmk.blogspot.com sebagai media informasi dan belajar bersama

Thursday, 14 August 2014

Ayat-ayat tentang kontrol diri, husnudhan, dan persaudaraan



BAB 1
AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG  KONTROL  DIRI, PRASANGKA BAIK DAN PERSAUDARAAN

KompetensiDasar   :
1.1       Membaca berdasarkan   kaidah tajwid QS. Al Anfal (8): 72); QS. Al Hujurat (49):12; dan QS Al Hujurat (49):10
1.2       Menerjemahkan dengan tepat  QS. Al Anfal (8): 72); QS. Al Hujurat (49):12; dan QS Al Hujurat (49):10
1.3       Menjelaskan kandungan  QS. Al Anfal (8): 72); QS. Al Hujurat (49):12; dan QS Al Hujurat (49):10, serta Hadits tentang kontrol diri (mujahadah an nafs),  prasangka baik (husnuzhon), dan persaudaraan (ukhuwah). 
1.4       Menampilkan perilaku yang mencerminkan kandungan  QS. Al Anfal (8): 72); QS. Al Hujurat (49):12; dan QS Al Hujurat (49):10 tentang kontrol diri (mujahadah an nafs),  prasangka baik (husnuzhon), dan persaudaraan (ukhuwah)  serta Hadits yang terkait.
Pendahuluan
Manusia diciptakan sebagai mahluk sosial. Setiap saat dan setiap waktu kita sebagai manusia berinteraksi dengan manusia lain, baik secara langsung, ataupun tidak langsung seperti lewat SMS, telepon, situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter, bahkan lewat tayangan video dan televisi.
Interaksi sosial seseorang dengan individu lain menjadi sangat penting. Hal ini menjadi suatu alasan yang menyebabkan emosi seseorang juga mengalami perubahan. Bisa jadi interaksi dengan orang lain berdampak pada kebahagiaan atau sebaliknya malah menjadi kesal dan marah. Berbagai aktivitas yang di lakukan manusia cenderung membuat labil nya tingkat emosi seseorang.
Allah SWT ciptakan pada diri kita akal, nurani, dan hawa nafsu. Akal mengajak kita berfikir rasional, nurani mengajak kita untuk melakukan perbuatan baik, seedangkan hawa nafsu selalu mengajak manusia melakukan perbuatan buruk dan melanggar hukum Allah SWT. Oleh karena itu kita harus mengendalikan hawa nafsu melalui kekuatan nurani dan akal. Jika hawa nafsu tidak dikendalikan maka diri kitalah yang akan dikendalikan. Lalu apa yang akan terjadi jika diri kita dikendalikan oleh hawa nafsu? Kita akan hidup sengsara dan jauh dari rahmat Allah SWT.
Wahai pemuda muslim yang cerdas, tahukah kalian bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Interaksi sosial diantara sesama manusia akan berjalan baik dan harmonis jika dilandasi nilai-nilai Islam. Diantaranya dengan selalu berprasangka baik kepada orang lain, saling membantu dan menjaga hubungan persaudaraan. Banyak konflik terjadi ditengah-tengah masyarakat karena dipicu oleh sikap saling curiga. Apakah kalian pernah memiliki sifat saling curiga? Sikap ini hanya akan membuat hidup kita tidak tenang, mudah marah dan tersinggung. Pada dasarnya setiap orang ingin dihormati dan perlakukan secara baik. Oleh karena itu kita harus berprasangka baik dan menjaga keharmonisan hubungan dengan orang lain.
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.
QS. Al Anfal (8): 72
Artinya :      Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
 arti lafad surat Al Anfal ayat 72
Kandungan QS. Al Anfal (8): 72

QS Al-Anfal(8) ayat 72 mengandung pesan-pesan yang mulia, yaitu :
1.        Pada peristiwa hijrah, ada tiga golongan yang disebutkan QS Al-Anfal(8) ayat 72, yaitu:
a)    Kaum Muhajirin
dan berjuang membela agama Islam dan bersedia berkorban dengan harta dan jiwa. Oleh sebab itu mereka mendapat tempat istimewa disisi Allah SWT dan mendapat tiga sebutan, pertama "beriman", kedua "berhijrah", dan ketiga "berjuang dengan harta dan jiwa di jalan Allah".
b)   Kaum Anshar
Kaum Anshar adalah orang-orang Madinah yang beriman kepada Allah SWT, berjanji kepada Nabi Muhammad SAW dan kaum Muhajirin untuk bersama-sama berjuang di jalan Allah. Mereka bersedia menolong, dan berkorban dengan harta dan jiwanya demi keberhasilan perjuangan Islam. Allah memberikan dua sebutan mulia kepada mereka, pertama "pemberi tempat kediaman" dan kedua "penolong dan pembantu".
c)    Kaum Muslimin yang tidak berhijrah ke Madinah.
Mereka tetap tinggal di Mekah yang dikuasai oleh kaum musyrikin. Mereka tidak dapat disamakan dengan kaum Muhajirin dan Anshar karena mereka tidak berada dalam lingkungan masyarakat Islam, tetapi hidup di lingkungan orang-orang musyrik. Oleh karena itu hubungan antara mereka dengan kaum muslimin di Madinah tidak dapat disamakan dengan hubungan antara Muhajirin dan Anshar dalam masyarakat Islam. Hubungan antara sesama mukmin di Madinah sangat erat bahkan seperti saudara satu keturunan yang tidak lagi membedakan hak dan kewajiban. Hubungan antara mereka dengan mukmin di madinah hanya diikat atas dasar keimanan saja.

2.        Antara Muhajirin dan Anshor saling melindungi, hidup berdampingan dan saling tolong menolong.
3.        Muhajirin dan Anshor melakukan jihad dengan harta dan jiwanya atas dorongan keimanan kepada Allah SWT.
4.        Allah SWT Maha Melihat dan Mengetahui apa yang dilakukan oleh hamba-Nya.

QS Al-Anfal (8) ayat 72 menjelaskan bahwa Kaum Muhajirin dan Anshar telah memberikan teladan dalam mujahadah an-nafs. Secara bahasa mujahadah artinya bersungguh-sungguh, sedangkan an-nafs artinya jiwa, nafsu, diri. Jadi mujahadah an-nafs artinya perjuangan sungguh-sungguh melawan hawa nafsu atau bersungguh-sungguh menghindari perbuatan yang melanggar hukum-hukum Allah SWT. Dalam bahasa Indonesia mujahadah an-nafs disebut dengan kontrol diri. Kontrol diri merupakan salah satu perilaku terpuji yang harus dimiliki setiap muslim.

Menurut Al-Qur’an nafsu dibagi menjadi tiga, yaitu :
a)      Nafsu Ammarah, yaitu nafsu yang mendorong manusia kepada keburukan (QS Yusuf [12] ayat 53)
b)      Nafsu Lawwamah, yaitu nafsu yang menyesali setiap perbuatan buruk (QS Al-Qiyamah [75] ayat 2)
c)      Nafsu Muthmainnah, yaitu nafsu yang tenang (QS Al-Fajr [89] ayat 27-30)
Dari ketiga nafsu yang disebutkan Al-Qur’an diatas, kita tahu bahwa nafsu Ammarah mendorong manusia untuk berbuat maksiat. Kemaksiatan akan menjauhkan kita dari rahmat Allah SWT serta akan menimbulkan kegelisahan dalam hati. Oleh karena itu Islam mengajarkan mujahadah an-nafs supaya hidup kita bahagia dunia dan akhirat.
Hawa nafsu memiliki kecenderungan untuk mencari berbagai macam kesenangan dengan tidak mempedulikan aturan agama. Jika kita menuruti hawa nafsu maka sesungguhnya hati kita telah tertawan dan diperbudak oleh hawa nafsu itu. Nabi Muhammad SAW menyebut jihad melawan hawa nafsu sebagai jihad besar (jihadul akbar), sedangkan jihad memerangi orang kafir sebagai jihad kecil (jihadul asghar). Mengapa demikian ?. hal ini dikarenakan jihad melawan nafsu berarti jihad melawan hal – hal yang menyenangkan, digemari, dan disukai. Sedangkan jihad melawan orang kafir berarti jihad melawan musuh yang kita benci. Bukankah menghindari sesuatu yang kita senangi jauh lebih berat daripada menghindari sesuatu yang kita benci ?.

Manfaat dan Hikmah Kontrol Diri
Seseorang yang melakukan kontrol diri (mujahadah an-nafs) akan memperoleh manfaat dan hikmah sebagai berikut :
1) Hati semakin bersih dan tenang
2) Memperoleh kebahagiaan lahir dan batin
3) Diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam mengerjakan amal shaleh
4) Dijauhkan dari sifat-sifat tercela, seperti iri, dengki dan sombong
5) Dicintai Allah SWT dan sesama manusia
6) Mendapatkan hidayah yang sempurna dari Allah SWT
7) Mendapatkan ridha dari Allah SWT


QS. Al Hujurat (49):12
Terjemahan:Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Penjelasan arti lafad QS. Al Hujurat (49): 12
Kandungan QS. Al Hujurat (49): 12
1.    Menggambarkan betapa buruknya menggunjing.
2.    Ayat ini mencerminkan apa yang pada hakekatnya tidak disenangi.
3.    Ayat ini juga mempertanyakan kepada setiap orang “sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya sendiri.
4.    Ayat ini juga menegaskan bahwa saudara itu dalam keadaan mati yakni tidak bisa membela diri.

5.    Allah swt. Melarang hamba-hambanya yang beriman berprasangka buruk pada keluarganya dan terhadap orang lain. Karena sebagian prasangka itu merupakan perbuatan yang mengakibatkan dosa dan
6.    Dan janganlah kamu mencari – cari kesalahan orang lain, Allah memperumpamakan orang yang menggungjing selain saudaranya yang mukmin seperti orang yang memakan daging saudaranya yang sudah mati. Tentu tak seoorangpun diantara kamu suka berbuat demikian maka bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Penyayang.

Diriwayatkan oleh malik dari Abu Hurairah RA, bahwa rasulullah SAW bersabda
اياكم والظن فان الظن الحديث ولا تجسسوا ولا نتافسوا ولاتحاسدوا ولا تباعضوا ولا تدابروا وكونوا عبادالله اخونا( متفق عليه )
Artinya:
Jauhilahprasangkakarenaprasangkaituadalahcerita yang paling dusta, danjanganlahkamusalingmemaki, salingmencarikesalahan, salingmembanggakan, salingberiri,salingmembenci, danjadilahkamuhamba – hamba Allah yang bersaudara .

QS. Al Hujurat (49):10
Terjemahan:Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Penjelasan makna perlafad QS. Al Hujurat (49): 10
Kandungan QS. Al Hujurat (49): 10
Sesungguhnya orang-orang mukmin yang mantap imannya serta dihimpun oleh keimanan, kendati tidak seketurunan adalah bagaikan bersaudara seketurunan, dengan demikian mereka memiliki keterikatan bersama dalam iman dan juga keterikatan bagaikan seketurunan; karena itu wahai orang-orang beriman yang tidak terlibat langsung dalam pertikaian antar kelompok-kelompok damaikanlah walau pertikaian itu hanya terjadi antara kedua saudara kamu apalagi jika jumlah yang bertikai lebih dari dua orang dan bertakwalah kepada Allah yakni jagalah diri kamu agar tidak ditimpa bencana, baik akibat pertikaian itu maupun selainnya supaya kamu mendapat rahmat antara lainrahmatpersatuan dan kesatuan.
Kata (إنما) digunakan untuk membatasi sesuatu. Di sini kaum beriman dibatasi hakikat hubungan mereka dengan persaudaraan. Seakan-akan tidak ada jalinan hubungan antar mereka kecuali persaudaraan itu.
Kata (إخواة) adalah bentuk jamak dari kata (أخ), yang dalam kamus-kamus bahasa seringkali diterjemahkan saudara atau sahabat. Kata ini pada mulanya berarti yang sama. Persamaan dalam garis keturunan mengakibatkan persaudaraan, demikian juga persamaan dalam sifat atau bentuk apapun. Ada juga persaudaraan karena persamaan kemakhlukan, seperti Nabi Muhammad saw. menamakan jin adalah saudara-saudara manusia.
Ayat di atas mengisyaratkan dengan sangat jelas bahwa persatuan dan kesatuan, serta hubungan harmonis antar anggota masyarakat kecil atau besar, akan melahirkan limpahan rahmat bagi mereka semua. Sebaliknya, perpecahan dan keretakan hubungan mengundang lahirnya bencana buat mereka, yang pada puncaknya dapat melahirkan pertumpahan darah dan perang saudara sebagaimana dipahami dari kata qital yang puncaknya adalah peperangan.

RangkumanMateriAlquran
QS. Al Anfal (8): 72); QS. Al Hujurat (49):12; dan QS Al Hujurat (49):10
1.      QS. Al Anfal (8): 72
Tiga golongan dalam umat islam antara lain : Golongan Muhajirin, Golongan Anshor  dan golongan kaum muslimin yang tidak berhijrah ke  Madinah.
2.      QS. Al Hujurat (49):12
Allah SWT. Melarang hamba-hambanya yang beriman berprasangka buruk pada keluarganya dan terhadap orang lain. karena sebagian prasangka itu merupakan perbuatan yang mengakibatkan dosa dan janganlah kamu mencari – cari kesalahan orang lain Allah memperumpamakan orang yang menggungjing selain saudaranya yang mukmin seperti orang yang memakan daging saudaranya yang mati.
3.      QS Al Hujurat (49):10
Persatuan dan kesatuan, serta hubungan harmonis antar anggota masyarakat kecil atau besar, akan melahirkan limpahan rahmat bagi mereka semua. Sebaliknya, perpecahan dan keretakan hubungan mengundang lahirnya bencana buat mereka, yang pada puncaknya dapat melahirkan pertumpahan darah dan perang saudara sebagaimana dipahami dari kata qital yang puncaknya adalah peperangan.


1 comment:

"tanda-tanda manusia berakhlak baik adalah dengan berkata santun"